Sekilas Tentang Metode, Teori dan Sejarah perkembangan Antropologi di Indonesia
Irwan Sasmita
Fakultas Hukum Universitas Mpu Tantular
Dosen Pengampu : Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom., C.A.C
Gambar : freepik.com |
FASE – FASE PERKEMBANGAN ILMU ANTROPOLOGI
1. Fase Pertama (Sebelum Tahun 1800)
Merupakan masa kedatangan bangsa – bangsa Eropa Barat ke Benua Afrika, Asia dan Amerika.
Pada masa itu, mulai terkumpul tulisan – tulisan dari para musafir, pelaut, pendeta penyiar Agama Kristen,penerjeman Kitab Injil dan pegawai pemerintah jajahan dalam bentuk kisah perjalanan, laporan dan sebagainya.
Isinya mendeskripsikan tentang adat – istiadat, susunan masyarakat dan ciri – ciri fisik dari beragam suku bangsa, baik di Afrika, Asia, Oseania (kumpulan pulau – pulau atau kepulauan di Lautan Pasifik). Bahan deskripsi semacam ini dikenal dengan istilah Etnografi.
Akan tetapi, deskripsi tersebut seringkali tidak jelas / kabur, tidak teliti dan hanya memperhatikan hal – hal yang tampak aneh bagi mereka. Meski demikian, ada juga tulisan yang baik dan teliti.
2. Fase Kedua (Kira – kira Pertengahan Abad Ke – 19)
Pada masa ini, karangan – karangan etnografi tersebut telah terintegrasi dan tersusun berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat.
Secara singkat, cara berpikir semacam ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Masyarakat dan kebudayaan manusia telah berevolusi dengan sangat lambat, yakni dalam jangka waktu beribu – ribu tahun lamanya, dari tingkat – tingkat yang rendah, melalui beberapa tingkat antara, sampai ke tingkat – tingkat tertinggi.
Dengan munculnya beberapa karangan ilmiah sekitar tahun 1860, yang mengklasifikasikan bahan tentang beragam kebudayaan di seluruh dunia ke dalam tingkat – tingkat evolusi tertentu, maka timbullah Ilmu Antropologi.
3. Fase Ketiga (Permulaan Abad Ke – 20)
Pada masa ini, Ilmu Antropologi menjadi sangat penting untuk mempelajari bangsa – bangsa di daerah – daerah di luar Eropa.
Hal ini disebabkan karena sebagian negara penjajah di Eropa berhasil memantapkan kekuasaannya di daerah – daerah jajahannya di luar Eropa.
Untuk kepentingan pemerintahan dan politik di wilayah jajahannya tadi, maka pemerintah kolonial suatu negara penjajah di Eropa perlu mempelajari bangsa – bangsa di luar Eropa tersebut. Hal ini disebabkan karena bangsa – bangsa tersebut pada umumnya masih berupa masyarakat yang belum kompleks seperti masyarakat bangsa – bangsa Eropa pada umumnya.
4. Fase Keempat (Sesudah Tahun 1930)
Pada masa ini, Ilmu Antropologi mengalami masa perkembangan yang paling luas, baik dalam hal bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti maupun dalam hal ketajaman dari metode – metode ilmiahnya.
Timbulnya antipati terhadap kolonialisme setelah Perang Dunia II dan cepat hilangnya bangsa – bangsa primitif dari peradaban membuat Ilmu Antropologi seolah – olah kehilangan lapangan. Hal demikian mendorong untuk pengembangan lapangan – lapangan penelitian dengan pokok dan tujuan yang baru.
Sasaran penelitian para Antropolog tidak lagi hanya suku – suku primitif yang tinggal di benua – benua di luar Eropa saja, tetapi sudah beralih kepada manusia di daerah pedesaan pada umumnya, ditinjau dari sudut keragaman fisik, masyarakat, kebiasaan dan kebudayaannya.
Perbedaan Istilah dalam Antropologi :
1. Etnografi
2. Etnologi
3. Volkerkunde
4. Kultutkunde
5. Antropologi
baca juga tentang Perbedaan Istilah dalam Antropologi
Ilustrasi : Cabang-cabang Antropologi |
CABANG - CABANG ANTROPOLOGI :
1. Paleo Antropologi
2. Antropologi Fisik
3. Etnolinguistik
4. Prehistori
5. Etnologi
baca juga Cabang-cabang Antropologi
HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI SOSIAL DAN SOSIOLOGI
1. Persamaan
Antropologi Sosial dan Sosiologi berusaha untuk mencari unsur – unsur yang sama di antara beragam masyarakat dan kebudayaan manusia. Tujuannya adalah untuk mencapai pengertian tentang asas – asas hidup masyarakat dan kebudayaan manusia pada umumnya.
2. Perbedaan
a. Masing – masing memiliki asal – mula dan sejarah perkembangannya yang berbeda.
b. Asal mula dan sejarah yang berbeda menyebabkan adanya suatu perbedaan pengkhususan pada pokok dan bahan penelitian dari kedua penelitian tersebut.
c. Asal mula dan sejarah yang berbeda juga telah menyebabkan berkembangnya metode dan masalah yang khusus dari masing – masing ilmu.
HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI DAN ILMU – ILMU LAINNYA
1. Geologi
2. Paleontologi
3. Anatomi
4. Kesehatan Masyarakat
5. Linguistik
6. Arkeologi
7. Sejarah dll
Gambar : freepik.com |
METODE ILMIAH DARI ANTROPOLOGI
1. Metode Ilmiah dan Pengumpulan Fakta
Metode ilmiah adalah segala cara yang digunakan dalam suatu disiplin ilmu untuk mencapai suatu kesatuan pengetahuan. Tanpa metode ilmiah, suatu ilmu pengetahuan bukanlah suatu ilmu, melainkan suatu himpunan pengetahuan saja, tentang berbagai gejala alam atau masyarakat, tanpa ada kesadaran tentang hubungan antara gejala – gejala yang terjadi.
Dalam Antropologi Budaya, tingkat ini adalah pengumpulan data dan fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat serta kebudayaan untuk pengolahan secara ilmiah. Pada kenyataannya, aktivitas pengumpulan data dan fakta di sini terdiri dari berbagai metode untuk mengobservasi, mencatat, mengolah dan mendeskripsikan fakta – fakta yang terjadi dalam masyarakat yang hidup.
Pada umumnya, metode – metode pengumpulan data dan fakta dalam ilmu pengetahuan dapat digolongkan ke dalam tiga golongan dan masing – masing mempunyai perbedaan pokok, yaitu:
a. Penelitian / studi lapangan
b. Penelitian / studi kepustakaan
c. Penelitian di laboratorium
Dalam Antropologi Budaya, penelitian / studi lapangan merupakan cara yang sangat penting untuk mengumpulkan data – data dan fakta – fakta yang ada, di samping penelitian / studi kepustakaan. Sedangkan penelitian laboratorium hampir tidak berarti untuk Antropologi.
2. Penentuan Ciri – ciri Umum dan Sistem
Hal semacam ini adalah tingkat dalam cara berpikir secara ilmiah yang bertujuan untuk menentukan ciri – ciri umum dan sistem dalam himpunan fakta yang dikumpulkan dalam suatu penelitian.
Proses berpikir secara ilmiah pada tahap ini menimbulkan metode – metode yang hendak mencari ciri – ciri yang sama dan umum, di antara beragam fakta dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan manusia.
Proses berpikir di sini berjalan secara induktif, dari pengetahuan tentang peristiwa – peristiwa dan fakta – fakta khusus dan konkret ke arah konsep – konsep mengenai ciri – ciri umum yang lebih abstrak.
Antropologi bekerja dengan bahan berupa fakta – fakta yang berasal dari sebanyak mungkin masyarakat dan kebudayaan di seluruh dunia untuk mencari ciri – ciri umum di antara beragam fakta yang ada dalam masyarakat tersebut dengan menggunakan berbagai metode perbandigan (metode komparatif).
Referensi :
- Serepina Tiur Maida, Materi Presentasi ppt ke-2 Fase, Cabang, Perbedaan Antropologi, Pdf, 2023
Tks sudah berbagi. salam
BalasHapus